Yang namanya kejahatan bisa dilakukan siapa saja dan kepada siapa saja, tak terkecuali kita. Modus operandinya bisa beraneka rupa, skalanya bisa berbeda2.
Apa yang saya tulis ini adalah realita, kejadian sebenarnya. Bukan menimpa saya, tapi tetangganya mertua saya. Semoga apa yang saya tulis ini menambah kewaspadaan kita.
Begini kronologisnya...
Suatu pagi ada lelaki mondar mandir yang katanya lagi cari kamar kontrakan. Beberapa rumah dihampiri tapi tak satupun ada yang cocok dengan berbagai alasan yang sengaja dicari2, karena orang tersebut memang sejatinya tidak sedang mencari kontrakan.
Singkat cerita, sampailah lelaki itu pada rumah terakhir. Lagi2 setelah lihat kamar yang tersedia, dia menolak dengan alasan kurang luas dsb. Akhirnya disepakati bahwa dia akan menyewa sebagian halaman rumah, untuk didirikan sebuah kamar, yang dalam waktu kurang dari 3 bulan bangunan satu kamar itu boleh diambil si pemilik lahan karena dia hanya nunggu selesainya proyek jalan yang sedang dia kerjakan. Begitu pengakuannya...
Siapa yang nggak tergiur, tanahnya disewa, lalu hanya dalam beberapa bulan bangunan yang dibangun penyewa akan diberikan cuma2.
Mulailah si penyewa itu melaksanakan niat busuknya. Lahan mulai diukur2. Kepada si pemilik rumah, dia minta dicarikan tukang gali pondasi. Ketika penggalian sedang dikerjakan, orang tadi berpesan pada si tukang gali, kalau butuh sarapan dan rokok pesan saja di warung sebelah, nanti pembayarannya akan diurus.
Pekerjaan galian pondasi sudah 50%. Dia bilang ke pemilik rumah, mau pinjam sepeda motor buat beli material. Tanpa curiga karena mengira yang pinjam adalah orang baik dan nantinya toch akan jadi tetangganya, maka dipinjamkanlah speda motornya.
Lima menit..., sepuluh menit..., sejam..., dua jam...
Orang tersebut tak kunjung kembali. Kegelisahan mulai menyelinap di benak siempunya rumah. Tak cuma dia, si tukang gali pondasi dan pemilik warungpun tak kalah gelisah.
Hingga sore hari....
Sekian banyak orang tertunduk lesu.
Si pemilik lahan menggerutu karena sepeda motornya lenyap dan halaman rumahnya digali dan tanahnya menggunung tanpa tau mau dibuat apa, si penggali mengumpat karena seharian menggali tanpa dibayar, si pemilik warung dagangannya habis bukan karena laris tapi habis buat nyuplai tukang gali...
Sungguh tega si penipu itu, memanfaatkan keluguan orang kampung yang tak pernah menaruh rasa curiga pada siapapun. Waspada dan curiga ternyata diperlukan.


Postingan ini dilengkapi fasilitas pengaturan jenis dan ukuran font. Pilih dan atur sesuai selera agar nyaman di mata. Terima Kasih. |
wah, bener2 tuh orang jaman sekarang..
BalasHapusudah ndak punya hati apa ya.
dah nyolong pake nipu pula..
smoga bisa dijadikan pengalaman untuk lebih hati2
waspadalah....waspadalah...begitu yang selalu dikatakan om om di sebuah TV
BalasHapusmisakne polll
BalasHapusSrigala berbulu domba...
BalasHapusSalam
penipu jaman sekarang makin macem2 aja caranya...!!
BalasHapuswah wah wah wah..
BalasHapuslain kali, tak ada uang tak ada barang..
tetap waspada
BalasHapusiya waspada teroz
BalasHapusDuh ...sangat sistematis modus operandinya ...
BalasHapusSekali-kali curiga perlu juga ya mas, atau sekali-sekali juga kalo nemu kayak gini dan orangnya ketangkep, perlu juga dihakimi sendiri oleh massa *geram dengar kisahnya ...
Maaf aku lama gak mampir mas, banyak tugas lapangan
palsu kang
BalasHapusiya nih
BalasHapus