Kau Ini Bagaimana?

2 Januari 2009



K
etika tanpa sengaja mendengarkan streaming Radio Dangdut Indonesia, ada selingan sajak oleh W.S Rendra [ada koreksi dari seorang sahabat, ternyata yang nulis bukan W.S Rendra tapi Gus Mus]. Judulnya Kau Ini Bagaimana?.


Inilah sajak itu selengkapnya:


Kau bilang Aku merdeka, Kau memilihkan untukku segalanya

Kau suruh Aku berpikir, Aku berpikir Kau tuduh Aku kafir

Aku harus bagaimana?



Kau bilang bergeraklah, Aku bergerak Kau curigai

Kau bilang jangan banyak tingkah, Aku diam saja Kau waspadai


Kau ini bagaimana?



Kau suruh Aku pegang prinsip, Aku memegang prinsip Kau tuduh Aku kaku

Kau suruh Aku toleran Kau bilang Aku plin-plan


Aku harus bagaimana?



Aku Kau suruh maju, Aku maju Kau srimpung kakiku

Kau suruh Aku bekerja, Aku bekerja Kau ganggu Aku


Kau ini bagaimana?



Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya

Aku Kau suruh berdisiplin, Kau menyontohkan yang lain


Aku harus bagaimana?



Kau bilang Tuhan sangat dekat, Kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara tiap saat

Kau bilang Kau suka damai, Kau ajak Aku setiap hari bertikai


Aku harus bagaimana?



Aku Kau suruh membangun, Aku membangun Kau merusaknya

Aku Kau suruh menabung, Aku menabung Kau menghabiskannya


Kau ini bagaimana?



Kau suruh Aku menggarap sawah, sawahku Kau tanami rumah-rumah

Kau bilang Aku harus punya rumah, Aku punya rumah Kau meratakannya dengan tanah


Kau ini bagaimana?



Aku Kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi

Aku Kau suruh bertanggung jawab, Kau sendiri terus berucap Wallahu a'lam bissawab


Kau ini bagaimana?



Kau suruh Aku jujur, Aku jujur Kau tipu Aku

Kau suruh Aku sabar, Aku sabar Kau injak tengkukku


Aku harus bagaimana?



Aku Kau suruh memliihmu sebagai wakilmu, sudah kupilih Kau bertindak semaumu

Kau bilang Kau selalu memikirkanku, Aku sapa saja Kau merasa terganggu


Kau ini bagaimana?



Kau bilang bicaralah, Aku bicara Kau bilang Aku ceriwis

Kau bilang jangan banyak bicara, Aku bungkam Kau tuduh Aku apatis


Aku harus bagaimana?



Kau bilang kritiklah, Aku kritik Kau marah

Kau bilang cari alternatifnya, Aku kasih alternatif Kau bilang jangan mendikte saja


Kau ini bagaimana?



Aku bilang terserah Kau, Kau tidak mau

Aku bilang terserah kita, Kau tak suka

Aku bilang terserah Aku, Kau memakiku


Kau ini bagaimana?

Aku harus bagaimana?

Saya bukan ahli sajak tapi saya suka sajak di atas.
Bagaimana dengan sampeyan?.
Atau malah sudah lebih dulu tau sajak itu ketimbang saya?
Silahkan dimaknai sendiri.
(maaf, akupun tak tau, itu tadi sajak ataukah puisi...)

mastermini
Postingan ini dilengkapi fasilitas pengaturan jenis dan ukuran font.
Pilih dan atur sesuai selera agar nyaman di mata. Terima Kasih.

42 komentar :

  1. Wahh pertamanya nih??

    hmmm apa ya?? he..he.. jadi bungung seperti si KAU ini halah!!
    Kayaknya repot jadi KAU..mending jadi Atca ajah ha..ha...ha..
    Soalnya mumet kalo mikir si KAU....

    BalasHapus
  2. nah loh nggak ngerti

    nggak suka dangdut

    BalasHapus
  3. KAU memang syaiton alas..... wekekekkeee

    BalasHapus
  4. Sajak atau puisi tanyakan saja pada rumput yang bergoyang pak

    BalasHapus
  5. WS Rendra pada puisi ini memang hebat sekali mengepresikan / mendeskripsikan sifat munafik manusia... saya jadi sedih, jangan2 saya termasuk orang yg disindir oleh mas Rendra itu.

    BalasHapus
  6. sajak dulu saya juga nggak tahu bedanya sejak dan puisi.

    BalasHapus
  7. Sekarang jadi guru bahasa Indonesia ya, pak? Mau ngungkuli pak Sawali? Hehe

    BalasHapus
  8. puisi yang memang bagus, jujur pada realita kita semua,
    celakanya sekarang
    (esmosi)
    Kau suruh aku tenang, karena tidak akan ada badai besar,
    celakanya detik ini sudah ada PHK 14000 orang di Jakarta,
    siapa mau tenang, gak punya duit gak punya kerjaan gak punya harapan,
    sekali modar tetep modar,
    rawe-rawe rantas malang-malang putuh,
    kapan-kapan tak sempalke ndas KAU, tak suwek cangkem KAU,
    aku harus bagaimana, thas...thas...thas...
    (/esmosi)
    (senyum)
    (maaf loh pak em, ini untuk KAU yang dimaksud surendra loh...huehehe)(/senyum)

    BalasHapus
  9. wah...wis mandan jero kiye postingane....bisa dibredel lho pak... :)

    BalasHapus
  10. saya ga tau itu sajak dibuat tahun berapa. tapi masih klop aja di zaman sekarang, pak. pilihan kata2nya pas banget buat menyindir :D

    BalasHapus
  11. bertindak sesuai kata hati kita
    anjing menggonggong kita tetap berlalu

    BalasHapus
  12. Saya suka puisi atau sanjak itu...walaupun bikin bingung juga, terasa seperti pasrah, menyerah, namun ada semangat di dalamnya... menenangkan, menyenangkan, tapi bikin bingung juga... jadi saya harus bagaimana pak?

    BalasHapus
  13. dulu saya suak sajak, puisi... sekarang saya masih suka meski agak mulai berkurang karena berbagai kesibukan yang membuat saya melupakan sajak dan puisi... :(

    BalasHapus
  14. kalo saia lebih suka yang "bersatulah pelacur2 jakarta"...

    hehehe, entah kenapa.

    BalasHapus
  15. ngga ngerti pak.. bukan orang sastra sih... hehehehe

    BalasHapus
  16. hanya menambahkan sajah
    Kau suruh aku tidur, aku tidur malah aku kau tiduri
    Kau suruh aku bangun, eh malah kau tidur mendengkur
    Kau ini bagaimana....

    Halah.... :)

    BalasHapus
  17. Kl menurut sy arti puisi itu adalah orang yang serba salah.. :)

    BalasHapus
  18. dulu penggemar CA...
    btw, tukeran link?

    BalasHapus
  19. Kau ini bagaimana?
    Aku harus bagaimana?
    Lha bagaimana hayo...

    BalasHapus
  20. aku suka sekali pak,bagus banget, terus bagaimana?

    BalasHapus
  21. clingak..clinguk...
    ooww..sastra tohh..uammppuuunnnn

    BalasHapus
  22. Wah ni saya mau komentar ttg hal laen ni Pak, Gimana ya guru bisa meluangkan waktu buat website yang begini banyak, belum dengan pekerjaan dan keluarga. Nah saya salut ni pak, terus terang aja, mana webblognya oke oke lagi, Yah kau ini bagaimana?

    BalasHapus
  23. wah pak Marsud lagi bikin puisi panjang bener pak hehe...

    BalasHapus
  24. iya nih, sampe pegel matanya..

    BalasHapus
  25. sajaknya bagus..
    penuh kritik n sindiran..

    tapi... "kau bilang Tuhan sangat dekat. kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara tiap saat".

    Nah kalimat ini berbau rasial n sara....
    sebagai Muslim aq tersinggung n mau protes secara damai...

    BalasHapus
  26. Bener-bener top!

    BalasHapus
  27. Mmm....saya tidak terlalu mengerti dengan sajak/puisi...tapi setelah saya membaca rangkaian kata diatas....banyak makna tersirat didalamnya dan sepertinya bernada kekecewaan, dan sindiran atas keadaan....

    BalasHapus
  28. "harus bagaimana..?
    ya kau harus ikut aku. harus nurut semua ucapku.
    Tak usahlah kau lihat bagaimana sikapku. bagaimana perilakuku.
    Yang kubutuhkan kau hanya patuh. tidak macam-macam.
    Berbuatlah semaumu. Tapi tetap harus seijinku.
    kau paham..?!!"

    BalasHapus
  29. saya numpang termenung...belom terlalu ngerti

    BalasHapus
  30. Makasih yang sudah meninggalkan komentar di sini.
    Mohon maaf bila saya tak mampu menanggapi satu-satu.

    BalasHapus
  31. saya tidak bisa bikin sajak
    tapi saya suka baca sajak
    saya juga suka pak marsudiyanto kalau buat sajak :)

    BalasHapus
  32. Saya dulu juara Baca Puisi dan sampai sekarang kalau ada Puisi yang bagus seperi itu...inginnya baca pusi sambil pahami maknanya....
    Makasih Pak atas Puisinya Gus Mus...
    Saya perasaan juga pernah baca Puisi itu loh.

    BalasHapus
  33. Happy Wednesday! Bloghoppin' here... Hey, I have an interesting tutorial for you that I have written myself. It is about adding Adsense on your Single Post in XML template. I hope you'll like it! God Bless you!

    BalasHapus
  34. dianfajarwati!!!
    emang bener ya,Dea Imut itu 'hamil 2 bulan'??
    bisa nggak,kamu kasi kt gue 'email,friendster,no.hp' nya Dea Imut..
    pliz ya tolongin gue..

    BalasHapus
  35. Keren banget puisinya, puisi yg harus di baca oleh para penguasa

    BalasHapus
  36. lagi males komentar...

    BalasHapus
  37. Kalau ada orang kek gitu dikick aja. Bikin bingung sih :D

    BalasHapus

Random Post

Back to top

Sugeng

Selamat
Hari

Have
a nice day

~mars~