Kabupaten Kendal

26 Juli 2009
Sejarah Kota Kendal


Nama Kendal diambil dari nama sebuah pohon yakni Pohon Kendal. Pohon yang berdaun rimbun itu sudah dikenal sejak masa Kerajaan Demak pada tahun 1500 - 1546 M yaitu pada masa Pemerintahan Sultan Trenggono. Pada awal pemerintahannya tahun 1521 M, Sultan Trenggono pernah memerintah Sunan Katong untuk memesan Pusaka kepada Pakuwojo.
Peristiwa yang menimbulkan pertentangan dan mengakibatkan pertentangan dan mengakibatkan kematian itu tercatat dalam Prasasti. Bahkan hingga sekarang makam kedua tokoh dalam sejarah Kendal yang berada di Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu itu masih dikeramatkan masyarakat secara luas. Menurut kisah, Sunan Katong pernah terpana memandang keindahan dan kerindangan pohon Kendal yang tumbuh di lingkungan sekitar. Sambil menikmati pemandangan pohon Kendal yang nampak "sari" itu, Beliau menyebut bahwa di daerah tersebut kelak bakal disebut "Kendalsari". Pohon besar yang oleh warga masyarakat disebut-sebut berada di pinggir Jln Pemuda Kendal itu juga dikenal dengan nama Kendal Growong karena batangnya berlubang atau growong.


Dari kisah tersebut diketahui bahwa nama Kendal dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah atau daerah setelah Sunan Katong menyebutnya. Kisah penyebutan nama itu didukung oleh berita-berita perjalanan Orang-orang Portugis yang oleh Tom Peres dikatakan bahwa pada abad ke 15 di Pantai Utara Jawa terdapat Pelabuhan terkenal yaitu Semarang, Tegal dan Kendal. Bahkan oleh Dr. H.J. Graaf dikatakan bahwa pada abad 15 dan 16 sejarah Pesisir Tanah Jawa itu memiliki yang arti sangat penting. Sejarah Berdirinya Kabupaten Kendal





Adalah seorang pemuda bernama Joko Bahu putra dari Ki Ageng Cempaluk yang bertempat tinggal di Daerah Kesesi Kabupaten Pekalongan. Joko Bahu dikenal sebagai seorang yang mencintai sesama dan pekerja keras hingga Joko Bahu pun berhasil memajukan daerahnya. Atas keberhasilan itulah akhirnya Sultan Agung Hanyokrokusumo mengangkatnya menjadi Bupati Kendal bergelar Tumenggung Bahurekso. Selain itu Tumenggung Bahurekso juga diangkat sebagai Panglima Perang Mataram pada tanggal 26 Agustus 1628 untuk memimpin puluhan ribu prajurit menyerbu VOC di Batavia. Pada pertempuran tanggal 21 Oktober 1628 di Batavia Tumenggung Bahurekso beserta ke dua putranya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Dari perjalanan Sang Tumenggung Bahurekso memimpin penyerangan VOC di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1628 itulah kemudian dijadikan patokan sejarah lahirnya Kabupaten Kendal.





Perkembangan lebih lanjut dengan momentum gugurnya Tumenggung Bahurekso sebagi penentuan Hari jadi dinilai beberapa kalangan kurang tepat. Karena momentum tersebut merupakan sejarah kelam bagi seorang tokoh yang bernama Bahurekso. Sehingga bila tanggal tersebut diambil sebagai momentum hari jadi dikhawatirkan akan membawa efek psikologis. Munculnya istilah "gagal dan gugur" dalam mitologi Jawa dikawatirkan akan membentuk bias-bias kejiwaan yang berpengaruh pada perilaku pola rasa, cipta dan karsa warga Kabupaten Kendal, sehingga dirasa kurang tepat jika dijadikan sebagai pertanda awal mula munculnya Kabupaten Kendal.





Dari Hasil Seminar yang diadakan tanggal 15 Agustus 2006, dengan mengundang para pakar dan pelaku sejarah, seperti Prof. Dr. Djuliati Suroyo ( guru besar Fakultas sastra Undip Semarang ), Dr. Wasino, M.Hum ( dosen Pasca Sarjana Unnes ) H. Moenadi ( Tokoh Masyarakat Kendal dengan moderator Dr. Singgih Tri Sulistiyono. serta setelah diadakan penelitian dan pengkajian secara komprehensip menyepakati dan menyimpulkan bahwa momentum pengangkatan Bahurekso sebagai Bupati Kendal, dijadikan titik tolak diterapkannya hari jadi. Pengangkatan bertepatan pada 12 Rabiul Awal 1014 H atau 28 Juli 1605. Tangal tersebut persis hari Kamis Legi malam jumat pahing tahun 1527 Caka. Penentuan Hari Jadi ini selanjutnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2006, tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah no 20 Tahun 2006 Seri E nomor 15)




Pemerintahan Kabupaten Kendal Sekarang dan Jaman Doeloe


Kaliwungu pernah berjaya sebagai pusat pemerintahan sejak awal berdirinya Kabupaten Kendal. Namun karena kondisi perpolitikan di pusat Mataram pada waktu itu dan adanya pertimbangan untuk perkembangan pemerintahan, menyebabkan pusat pemerintahan tersebut pindah ke kota Kendal hingga sekarang. Sehingga akhirnya Kaliwungu hanya digunakan untuk tempat tinggal kerabat Ayahanda Bupati yang sering disebut sebagai Kasepuhan. Sedangkan pemerintahannya dijadikan sebagai daerah administrasi yaitu Distrik Kaliwungu.





Bupati Kendal dan Pusat Pemerintahan dari Masa ke Masa
  1. Pangeran Ario Prawirodiningrat II Putra Bupati Pangeran Ario Prawirodiningrat I (Bupati terakhir Kendal dengan Pusat Pemerintahan masih di Kaliwungu) 1813 -1830
  2. Raden Tumenggung Purbodiningrat Menantu Bupati P. Ario Prawirodingrat II 1832 -1850.
  3. Kyai Tumenggung Purbodiningrat Asal Gresik. 1832 -1850.
  4. Pangeran Ario Notohamiprojo 1857 -1891.
  5. Raden Mas Ario Notonegoro Putra Bupati Pangeran Ario Notohamiprojo 1891-1911
  6. Patih Raden Cokro Hadisastro Menantu Bupati Jepara Sosrodiningrat / Ipar R.A. Kartini (menjalankan pemerintahan sementara karena Bupati meninggal dunia) 1911-1914.
  7. Raden Mas Adipati Ario Notohamijoyo atau Raden Mohammad Putra RM. Ario Notonegoro 1914 -1938
  8. Raden Patih Notomudigdo memegang jabatan sementara karena Bupati Raden Mas Adipati Ario Notohamijoyo memasuki masa pensiun. 1938.
  9. Raden Mas Zarwits Purbonegoro asal Kutoharjo 1939 -1942
  10. Patih Raden Mas Kusuma Hudoyo 1942 -1945
  11. Sukarmo Putra Lurah Ketapang Kendal. (Anggota Sanggiin diangkat dalam masa Revolusi Rakyat Kendal. 1945 -1949
  12. R. Ruslan Masa Agresi Belanda 1949
  13. R. Prayitno Partodijoyo Patih dari Pekalongan 1950 -1956
  14. R. Soedjono Bupati Blora 1957-1960
  15. Staf Kantor Gubernur - R. Abdul Rahman - R. Gondo Pranoto
  16. R. Salatun Wedono Weleri Kendal 1960 -1966
  17. Mayor Sunardi 1966 -1967
  18. Letkol RM. Suryo Suseno 1967 - 1972
  19. Drs. Abdus Saleh Ronowidjoyo Asal Madura 1972 - 1979
  20. Drs. Herman Sumarmo Sekwilda Ka. Tegal 1979 - 1984
  21. Sudono Yusuf, BA 1984 -1989
  22. Sumojo Hadiwinoto, SH 1989 - 1998
  23. Drs. Djoemadi 1999
  24. Hendy Boedoro, SH. M.Si 2000 - 2009
  25. Dra. Hj. Siti Nurmarkesi 22 Juli 2009 s/d Sekarang


Selengkapnya baca di sini
Postingan ini dilengkapi fasilitas pengaturan jenis dan ukuran font.
Pilih dan atur sesuai selera agar nyaman di mata. Terima Kasih.

12 komentar :

  1. Saya berharap agar pemimpin kendal berikutnya adalah sang pemilik blog ini, blog em. Atau kalau tidak minimal bupatinya bisa ngeblog..

    BalasHapus
  2. Kaliwungu, tempat biasa saya makan bila mudik ke semarang...atawa kalo ndak disitu ya di wleri
    happy week end... nice post

    BalasHapus
  3. Ternyata untuk menentukan hari jadi suatu negeri, semisal dalam ruang lingkup yang lebih kecil, seperti kabupaten, tidak sembarangan yo. Banyak ahli yang dilibatkan. Mudah2an ke depan Kota Kendal bisa menjadi kota yang lebih maju lagi...

    BalasHapus
  4. saya 100 % dukung om mars tuk jadi bupati kendal, suapaya warga kendal bisa ngeblog semua heheheh :D

    BalasHapus
  5. Saya juga siap memasang pamflet dari weleri-xwungu untuk mendukung Pakdhe (hanya memasang saja loh)

    BalasHapus
  6. Lumayan buat pelajaran geografi....

    BalasHapus
  7. Wah, jan komplit bin top markotop...
    Niki kudu disebarluaske pak! Ben tambah kathah sing ngertos sejarah Kendal...

    BalasHapus
  8. Bukan hanya disebar luaskan dalam blogospher cah andi, tapi harus dimasukkan dalam kurikulum IPS....*setuju*

    BalasHapus
  9. pak, ngopi nggih! kangge blog enggal, http://sekorakyat.org...
    suwun!
    *sengaja mboten saking sumber aseli, ning saking mriki mawon*

    BalasHapus

Random Post

Back to top

Sugeng

Selamat
Hari

Have
a nice day

~mars~