Menghidupkan wisata lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo.

3 Februari 2010
Setelah 3 tahun ditambah 100 hari pemerintahan yang sekarang, ternyata tidak sedikitpun menyentuh kondisi sosial korban lumpur Lapindo yang ada di Desa Porong, Sidoarjo. Perlahan dan (seperti) pasti, kondisi sosial di Porong dan desa-desa lainnya yang terkena dampak lumpur Lapindo dilupakan bahkan ditinggalkan. Rembug Nasional (National Summit) yang diadakan Presiden setelah pelantikannya juga seperti sengaja untuk tidak mengundang korban lumpur Lapindo.

Masih tercecer saat ini lebih dari 300 KK yang menganggur, hak penghidupan yang semestinya menjadi hak paten manusia hidup masih juga tidak diperjuangkan dengan baik. Bisa dibayangkan, berapa total nyawa yang terancam kelangsungan hidup, pendidikan dan masa depan bila dihitung dari 300 KK. Uang ganti beli (yang jelas-jelas uangnya dari Negara alias Rakyat) juga tidak membantu banyak, karena masih banyak penduduk yang belum menerima uang ganti asset tersebut.

Kebijakan Perpres No. 14/2007 adalah termasuk kebijakan ‘kesopanan’ pemerintah pusat pro Lapindo, tidak tegas dalam memberesi persoalan rakyat akibat kebijakan pengelolaan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) yang tidak berorientasi pada social safety.

Terakhir minggu ketiga bulan pertama tahun ini, saya mencoba melakukan assesment secara nyata ke desa-desa yang terkena dampak lumpur Lapindo. Lokasi pengungsian yang masih semrawut, pengangguran nyata yang terlihat di sisi danau lumpur, hingga wajah-wajah tegang yang berseliweran disekitarnya. Namun terlihat juga beberapa pengunjung yang menikmati danau lumpur ciptaan Lapindo itu. Luas tanggul yang hampir mencapai 1 KM menjadi strategic view untuk menikmatinya. Terlihat sekali minim aktifitas yang terjadi disini. Hampir seperti daerah mati. Sebelum menikmatinya, saya dicegat dan di minta membayar sebesar 5000 rupiah sebagai ganti uang tiket masuk ke lokasi wisata danau lumpur. Tanpa senyum dan tanpa basa basi, terlihat sekali ketegangan yang sudah akut menyelimuti pikiran mereka-mereka yang ada di daerah ini.

Berbekal melihat dan mencermati keadaan, kebutuhan perut para pengungsi yang berjumlah lebih dari 300 KK tersebut sudah tidak bisa lagi dihindarkan. Sudah sangatlah mendesak. Menurut Ipung M Nizar, salah satu koordinator pengungsi, mereka sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Kebanyakan dari mereka sulit untuk diajak keluar dari daerah lumpur tersebut. Hingga akhirnya dia sebagai koordinator tidak bisa juga meninggalkan rekan-rekan dan beberapa saudaranya yang masih tinggal dan menunggu uang ganti beli dari Pemerintah. Namun mereka berjanji bila ada jaminan penghidupan yang layak, mereka akan berusaha untuk keluar dari lingkungan Lumpur yang jelas-jelas sudah tidak lagi kondusif untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selama ini Ipung dan teman-teman mencoba untuk berkarya dengan membuat CD/DVD dokumenter tentang kejadian Lumpur Lapindo.

Untuk membantu Ipung dan rekan-rekannya, saya beserta teman-teman mencapai pada tahap kesepakatan untuk membantu dengan cara menghidupkan saja sekalian wisata di Danau Lumpur Lapindo. Secara SDM dan kreatifitas, daerah Tanggulangin dan Porong merupakan sentra produksi kerajinan yang sangat dikenal di Indonesia. Di Tanggul pembatas lumpur yang lebar mencapai 15 Meter serta panjang hampir 1 KM itu nantinya akan didirikan pasar wisata dengan berbagai penjualan. Hanya saja dibutuhkan banyak modal untuk orang-orang korban Lapindo ini agar bisa berjualan.

Untuk mensiasatinya, saya secara pribadi akan menggandakan CD/DVD Dokumenter Lumpur Lapindo serta membuat beberapa macam produk yang berhubungan dengan tragedi ini. Yang nantinya hasil penjualan dikurangi modal akan saya kirim ke beberapa koordinator pengungsi disana, entah itu LSM atau personal. Diantaranya Ipung dan LSM yang tergabung dalam http://korbanlumpur.info . Beberapa produknya adalah T-Shirt dan Topi.

Pengadaan konsep Pasar Wisata Danau Lumpur ini juga merupakan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah dan mengingatkan kepada khalayak ramai bahwa masih banyak masalah yang diakibatkan oleh Lapindo dan pemerintah secara tidak langsung.

N.B

Dan bila ada rekan-rekan yang sanggup memberikan jaminan peminjaman uang kepada para korban untuk digunakan sebagai modal usaha awal, silahkan hubungi saya atau langsung kepada Ipung M Nizar dengan nomor telpon 0817335244
Postingan ini dilengkapi fasilitas pengaturan jenis dan ukuran font.
Pilih dan atur sesuai selera agar nyaman di mata. Terima Kasih.

27 komentar :

  1. Postingan ini merupakan layanan sosial dari blog em atas permintaan salah satu sahabat...

    BalasHapus
  2. Terima kasih banyak Pak Mar. Setidaknya ada secuil tindakan yang sudah dilakukan.

    BalasHapus
  3. ini yang kiriman di email kan???

    nanti aku juga posting koq pak. .

    BalasHapus
  4. Banyak ternyata yang dapat "untung" dari luapan lumpur lapindo...

    BalasHapus
  5. ini tempat keramat...ane sering lewat...dan selalu macet...wkkkkk

    BalasHapus
  6. Lumpur lapindo bisa juga dijadikan tempat wisata sama masyarakat sekitar...
    Dan uang nya kan bisa di manfaatkan untuk kebutuhan warga yang membutuhkan atau yang terkena bencana..

    BalasHapus
  7. Mari kita doakan supaya cepat direnovasi dan menjadi wisata yang membawa devisa

    BalasHapus
  8. wisata lumpur lapindo adalah sisi lain dari musibah lumpur lapindo. Bagaimanapun kita turut prihatin akan kondisi para korban bencana lumpur lapindo yg terlantar tsb

    BalasHapus
  9. I really enjoyed it too much.Thank you so much for sharing this information.thanks again for sharing your knowledge with us.Keep up the good work.Keep blogging.

    BalasHapus
  10. saya tidak bisa membantu secara langsung dan hanya bisa memberi support aja

    BalasHapus
  11. semoga semangat korban lumpur lapindo tetap menyala untuk memperjuangkan hak-haknya

    BalasHapus
  12. Magnificent post! I am pleased about your blog. Thanks for display this superb acquaintance.

    BalasHapus
  13. ane sering lewat....kasian...

    BalasHapus
  14. Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa menganugrahkan kesabaran dan rezeki yang berlipat ganda kepada saudara kita yang tertimpa musibah Lumpur Lapindo. Amin.

    BalasHapus
  15. Far Infrared Ray are waves of energy, totally invisible to the naked eye, capable of penetrating deep into the human body, where they gently elevate the body's surface temperature and activate major bodily functions.

    BalasHapus
  16. ide yang sangat bagus bank.

    BalasHapus
  17. WOW...ide bagus tuh gan. mantab

    BalasHapus
  18. Berkunjung menjalin relasi

    BalasHapus
  19. ide yang brilian menurutku. Seharusnya, hal-hal yang seperti inilah yang harus dilakukan untuk menghilangkan trauma berkepanjangan di lokasi lumpur..

    BalasHapus
  20. di balik musibah pasti ada hikmahnya

    BalasHapus
  21. Always do buisness with nice quality thoughts because it will improve your buisneess and image both.

    BalasHapus
  22. Entah pemerintah tidak tegas atau pemerintah sedang disandera...jadi bingung

    BalasHapus
  23. Kasiankan rumah orang ditimbun lumpur tapi gak diganti rugi

    BalasHapus
  24. I had a great time reading around your post as I read it extensively. Excellent writing! I am looking forward to hearing more from you.

    BalasHapus
  25. Commendable job!!out of the box thinking.

    BalasHapus

Random Post

Back to top

Sugeng

Selamat
Hari

Have
a nice day

~mars~