Bertanam Adenium

Bagi penyuka adenium biasanya tertarik akar-akarnya bisa menampilkan eksotika tersendiri saat ukurannya membesar. Bunganya juga catik dan sedap dipandang mata. Tipe adenium yang banyak membuatnya cukup digemari.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menanam adenium, antara lain sifat dasar atau karakter adenium, yaitu :

Tidak menyukai banyak air. Kebutuhan adenium terhadap air cukup terbatas. Pasalnya, tanaman ini dapat menyimpan banyak air di dalam batang. Inilah yang membuat adenium mampu bertahan hidup sekalipun diletakkan di tempat kering. Sebaliknya, adenium kurang cocok jika tinggal di tempat lembab atau basah. Kondisi demikian justru mengurangi kemampuannya untuk tumbuh. Jika tanah tempat hidupnya terlalu lembab, bisa mengakibatkan pembusukan akar.
Menyenangi hidup dengan terpaan sinar matahari. Oleh sebab itu, letakkan tanaman adenium di luar agar sepanjang hari bisa bersentuhan langsung dengan teriknya matahari. Ini yang menjadikannya tumbuh lebih baik.
Tanah yang disukai adenium bersifat porous. Artinya, tanah yang dpakai sebaiknya gampang dalam mengalirkan air. Meski begitu, adenium juga bisa beradaptasi dengan jenis tanah berbagai kondisi.

Dalam menanam adenium, ada dua tempat yang bisa dipakai yaitu pot dan tanah secara langsung. Jika Anda menanamnya di dalam pot, pastikan memakai tanah yang porous dan tidak mengikat air terlalu lama. Media tanam yang perlu disiapkan yaitu pasir bangunan, pupuk kandang, dan sekap padi dengan perbandingan 2:2:1. Ketiga media dimasukkan ke dalam pot dan lubang pot ditutup memakai kerikil agar tidak ada media tanam yang keluar saat penyiraman. Bibit adenium bisa dimasukkan dalam media.

Kalau ingin menanamnya pada tanah, buat lubang dengan ukuran sekitar 30x30x30 cm. Jangan langsung ditanam, tapi biarkan dulu tanah tersebut selama dua minggu agar hama dan bibit penyakit mati. Masukkan top soil yang dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 ke dalam lubang. Bibit kemudian ditanam di media.